Panduan ber-Hidroponik (Langkah 1)
Rak bikinan sendiri (tampak samping)
Rak tampak depan
Langkah pertama ini kita memulai dengan PEMBIBITAN, langkahnya
adalah :
1.
siapkan media tanam yang bersifat porus (mempunyai pori-pori dalam
jumlah banyak sehingga kemampuan menyerap air tinggi) seperti arang
sekam, pasir, rockwool, cocopeat dll.
Gambar arang sekam dan cocopeat yang dicampur perbandingan 1:1
Gambar rockwool utuh
2a. Untuk pembibitan pada arang sekam caranya: tempatkan
arang sekam dan cocopeat (perbandingan 1:1) pada wadah yang agak
tinggi, saya disini menggunakan box launch yang tingginya 6cm (panjang
dan lebarnya bebas), tebar benih diatasnya boleh secara acak. Kemudian
tutupi benih yang sudah ditebar dengan arang sekam lagi secara tipis -
tipis
Menebar benih pada arang sekam dan cocopeat
2b.
Untuk pembibitan pada rockwool caranya: potong rockwool bentuk dadu
dengan ukuran 2cm x 2cm kemudian lubangi masing-masing rockwool sedalam
3/4 dari atas. Kemudian tempatkan benih pada lubang tersebut, tiap
lubang bisa ditaruh 2 - 3 benih, karena kita tidak tahu apakah semua
benih ini akan tumbuh dengan baik.
Gambar rockwool yang sudah dipotong dadu ukuran 2cm x 2cm
dan dilubangi sedalam 3/4 dari atas untuk tempat menaruh benih
3. Setelah benih
ditebar pada media tanam, kita siram dengan cara disemprotkan berlahan
saja dengan air biasa sampai dirasa cukup lembab. Ini dilakukan secara
rutin boleh tiap pagi dan sore asal jangan sampai kering. Untuk
penyemprotan TIDAK BOLEH SAMPAI BERLEBIHAN APALAGI SAMPAI MENGGENANG itu akan membuat benih menjadi busuk.
4. Setelah
disemprot hingga lembab, tempatkan wadah pembibitan di tempat teduh dan
jangan terkena sinar matahari langsung. Wadah saya biarkan terbuka
karena lokasi penyimpanan dekat tempat cuci piring yang keadaannya agak
lembab dan atapnya tertutup karena ada di dalam rumah. Anda bebas
memilih tempat. Kondisi yang lembab akan mempercepat tumbuhnya tunas
pada benih.
5. Jika benih mulai berkecambah segera kenalkan dengan sinar matahari SECARA PERLAHAN
agar benih tidak kaget dan kekeringan. Tetap lakukan penyemprotan
dengan air biasa dan kelembaban juga tetap dijaga sampai muncul daun.
Benih kangkung sudah mulai berkecambah, kelembaban tetap dijaga
Keterlambatan pada
pengenalan sinar matahari akan menyebabkan ETIOLASI yaitu pertumbuhan
tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap namun kondisi tumbuhan lemah,
batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat. Gejala
etiolasi terjadi karena ketiadaan cahaya matahari. Kloroplas yang tidak
terkena matahari disebut etioplas. Kadar etioplas yang terlalu banyak
menyebabkan tumbuhan menguning. Pada hal ini hormon auksin bekerja
dengan baik karena tumbuhan tidak terkena cahaya.
Gambar Kiri : bibit yang mengalami etiolasi
Gambar Kanan : bibit yang pertumbuhannya normal
Etiolasi juga disebut dengan KUTILANG = Kurus, Tinggi, Langsing
Jika ternyata sampai
terjadi etiolasi maka tanaman harus dicabut karena tidak bagus untuk
dilanjutkan dan kita harus memulai proses pembibitan dari awal lagi.
6. Jika bibit
sudah muncul daun 4 (daun sejati) biasa pada usia 7-10 hari, mulai
disemprot dengan air nutrisi AB MIX Hidroponik sesuai dosis anjuran
(sekitar 500ppm - 600ppm) untuk menjaga kelembaban. Disaat inilah akar
akan semakin memanjang. Ini adalah alasan saya menggunakan Lunch Box
yang memiliki tinggi 6cm supaya akar memanjang ke bawah dan tidak
kesamping. Akar yang memanjang ke bawah mempermudah perawatan
berikutnya.
Inilah tahap pembibitan
yang sudah saya lakukan, post berikutnya saya akan tulis Tahap Ke-2
yaitu pemupukan dengan Nutrisi AB Mix Hidroponik.
Salam Go Green..
Selanjutnya : Panduan ber-Hidroponik (langkah 2)
sumber :
http://griyahidroponikjogjakarta.blogspot.co.id
No comments:
Post a Comment